produk sampingan
sekarang kita akan membahas mengenai produk sampingan;
Rp 1.000
Penjualan produk sampingan = 500 kg @ Rp
1,2 = 600
Produk
sampingan = 500 x Rp 1,2
= 600
Rp 1.000
Persediaan produk utama = 200 kg @ Rp 15,5 =
3.100
Harga pokok penjualan
Rp 14.900
Rp
1.000
Harga pokok penjualan produk
utama = 1000 @ Rp 15,00
= Rp 15.000
Rp
1.000
A. Definisi
Produk Sampingan
Produk Sampingan (By Product)
adalah produk yang diproduksi bersama-sama dengan produk lain tetapi mempunyai
harga jual yang relatif lebih rendah dari produk lainnya.
Ada beberapa karakteristik produk
sampingan yakni sebagai berikut :
·
Dihasilkan bersama
dengan produk utama dalam suatu proses atau serangkaian proses tanpa dimaksudkan
untuk membuat produk ini;
·
Nilai penjualan adalah
relatif lebih kecil atau tidak berarti, bila dibandingkan dengan produk-produk
utama;
·
Dihasilkan dalam jumlah
unit atau kuantitas yang lebih sedikit;
·
Kadang-kadang
memerlukan pengolahan lebih lanjut dan pembungkusan;
·
Produk ini tidak dapat
dihasilkan tanpa memproduksi produk-produk utama.
Metode Akuntansi yang digunakan
untuk memperlakukan produk sampingan dapat dibagi menjadi 2 golongan :
Ø Metode
yang hanya melakukan pencatatan terhadap hasil penjualan produk sampingan,
tanpa menghitung harga pokok produk sampingan tersebut (metode tanpa harga
pokok / Non Cost Method) Dalam metode ini biaya-biaya produksi hanya dibebankan
keproduk utama, kemudian hasil penjualan produk sampingan dicatat langsung
sebagai pendapatan pengurang terhadap biaya-biaya produksi.
Ø Metode
yang membebankan biaya-biaya produksi ke produk utama dan produk sampingan (Metode
Harga Pokok / Cost Method) Dalam metode ini biaya-biaya produksi dialokasikan
baik ke produk utama maupun produk sampingan. Sedangkan harga pokok produk
sampingan ditetapkan sebesar harga beli / nilai pengganti (Replacement Cost)
yang berlaku di pasar. Harga pokok tersebut di kredit perkiraan “ Barang Dalam
Proses Bahan Baku ”. Dengan demikian biaya produksi (bahan baku) untuk produk
utama berkurang.
Klasifikasi
dari akuntansi produk sampingan yaitu :
·
Produk sampingan siap
di jual setelah titik pemisahan;
·
Produk sampingan perlu
di proses setelah titik
pemisahan
dan baru bisa di jual setelah pemrosesan.
B. Metode
Perhitungan Harga Pokok Sampingan
1. Metode Pengakuan pendapatan kotor
ü Hasil
penjualan produk sampingan di berlakukan sebagai pendapatan lain-lain;
ü Hasil
penjualan produk sampingan di berlakukan sebagai hasil penjualan tambahan;
ü Hasil
penjualan produk sampingan di berlakukan sebagai pengurangan dari harga pokok;
ü Hasil
penjualan produk sampingan di berlakukan sebagai pengurangan total biaya
produksi produk utama.
2. Metode Pengakuan Pendapatan Bersih
Penjualan produk sampingan setelah
di kurangi dengan biaya pemasaran dan administrasi serta biaya pemrosesan
lanjutan,di berlakukan seperti metode 1.
3. Metode Biaya Pengganti (Replacement Cost)
Jumlah produk sampingan yangdi
pergunakan sebagai bahan di nilai dengan harga pengganti yang berlaku di pasar.
4. Metode
nilai pasar (Metode Biaya Reversal)
Nilai suatu produk sampingan di
tetukan dengan taksiran biaya produk sampingansaat titik pisah.
C. Akuntansi
produk sampingan
Perlakuan
akuntansi produk sampingan ada dua cara, yaitu tidak
mendapat alokasi biaya bersama dan mendapat alokasi biaya bersama.
Produk sampingan yang Dihasilkan perusahaan dapat dikelompokan menjadi 3 macam
yaitu :
ü Produk yang siap dijual setelah dipisah dari produk
utama tanpa perlu diproses lebih lanjut;
ü Produk yang memerlukan pengolahan setelah dipisah dari
produk utama agar siap dijual;
ü Produk yang siap dijual setelah dipisah dari produk
utama dan dapat pula diproses lebih lanjut
agar mendapat nilai ekonomis
yang lebih tinggi.
Metode tanpa
Harga Pokok
Metode ini mentitik beratkan pada masalah perlakuan hasil penjualan produk
sampingan, dan dapat digunakan beberapa metode berikut:
1.Produk sampingan langsung dapat dijual
setelah dipisah
a.) Hasil Penjualan Produk Sampingan
Diperlakukan Sebagai Pengsasilan Diluar Usaha.
Dalam
metode ini apabila nilai jual produk sampingan
relatif kecil tidak perlu di lakukan pencatatan persediaan pokok
sampingan.
+)
mudah digunakan
-) tidak menyelenggarakan akuntansi
persediaan,sehingga pengawasan produk sampingan sulit untuk dilakukan,dan akan
berdampak bila prodak sampingan relative besar.
Contoh 1
Produk sampingan tidak memrlukan proses
yang lebih lanjut setelah dipisah,perusahaan menggunakan metode tanpa harga
pokok
PT Anto menghasilkan 2 macam
produk,produk A yang merupakan prodak utama dijual dengan harga Rp
20,00/kgSedangkan produk B yang mrupakan produk sampingan dijual dengan harga
Rp 1,20/kg.biaya produksi untuk bulan januari yang meliputi; Rp 8.600,biaya
Tenaga kerja Rp 6.000,BOP Rp 4.000,dan perusahaan menggunakan satu rekening
dalam proses untuk menampung elemen produksi tersebut.biaya pemasaran besarnya
Rp 450,00 dan biaya admin serta umum Rp 550,00.produk utama yang dihasilkan
sebanyak 1.200 kg,dapat dijual dalam bulan januari 1000 kg,sedangkan produk
sampingan nya yang dihasilkan sebanyak 500 kg sudah dapat dijual seluruh nya.
Diminta: membuat jurnal dan menyusun
laporan rugi apabila hasil penjualan produk sampingan dilakukan sebagai
penghasilan diluar usaha ?
Penyelesaian:
Jurnal transaksi
dibuat sebagai berikut :
|
PT Anto
|
||||
|
Jurnal Transaksi
|
||||
|
Bulan Januari 1982
|
||||
|
No
|
Nama Rekening dan Keterangan
|
Jumlah
|
||
|
D
|
K
|
|||
|
1
|
Biaya overhed pabrik
|
Rp 4.000 .00
|
|
|
|
|
Biaya pemasaran
|
Rp 450.00
|
|
|
|
|
Biaya administrasi & umum
|
Rp 550.00
|
|
|
|
|
Berbagai rekening di kredit
|
|
Rp 5,000.00
|
|
|
|
|
|
||
|
|
Barang dalam proses
|
Rp 18,600.00
|
|
|
|
|
Biaya bahan
|
|
Rp 8,600.00
|
|
|
|
Biaya gaji dan upah
|
|
Rp 6,000.00
|
|
|
|
Biaya overhead pabrik
|
|
Rp 4,000.00
|
|
|
|
|
|
||
|
|
Mencatat biaya poduksi dan komersial
|
|
|
|
|
2
|
Persediaan produk selesai
|
Rp 18,600.00
|
|
|
|
|
Barang dalam proses
|
|
Rp 18,600.00
|
|
|
|
|
|
||
|
|
Mencatat harga pokok produk utama yang selesai =
|
|
|
|
|
|
Rp18.000 : 1.200 = Rp
15,5/kg
|
|
|
|
|
3
|
Harga pokok Penjualan
|
Rp 15,500.00
|
|
|
|
|
Persediaan produk selesai
|
|
Rp 15,500.00
|
|
|
|
|
|
||
|
|
Mencatat harga pokok penjualan produk utama =
|
|
|
|
|
|
1.000 x Rp 15,5 = Rp
15.500,00
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
Piutang dagang (kas)
|
Rp 20,000.00
|
|
|
|
|
Penjualan
|
|
Rp 20,000.00
|
|
|
|
|
|
||
|
|
Mencatat penghasilan penjualan produk utama =
|
|
|
|
|
|
1.000 x Rp 20,00 = Rp
20.000,00
|
|
|
|
|
4
|
Piutang dagang kas
|
Rp 600.00
|
|
|
|
|
Penghasilan diluar usaha-penjualan
produk sampingan
|
|
Rp 600.00
|
|
|
|
|
|
||
|
|
Mencatat hasil produk sampingan =
|
|
|
|
|
|
500 x Rp 1,2 = Rp
600,00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Laporan laba rugi :
|
PT Anto
|
|
Laporan Laba Rugi
|
|
Bulan Januari 1982
|
Harga pokok penjualan
Biaya produksi :
Bahan =
Rp 8.600
Tenaga Kerja = 6.000
Overhead pabrik = 4.000
Jumlah biaya produksi =
1.200 kg @ Rp 15,5
= Rp 18.600
Persediaan produk utama = 200 kg @ Rp 15,5 =
3.100
Jumlah harga pokok penjualan = 1.000 kg @
Rp 15,5 = Rp. 15.500
Laba kotor atas penjualan
Rp 4.500
Biaya pemasaran
Rp 450.00
Biaya administrasi umum 550.00
Laba bersih usaha
Rp 3.500
Penghasilan diluar usaha :
Lababersih Rp 4.100
(b)
Hasil penjualan produk sampingan diberlakukan sebagai penambah penghasilan
penjualan produk.
Pada
metode ini produk sampingan tidak diperlakukan sebagai penghasilan produk
sampingan,namun penjualan produk sampingan
sebagai penambah produk utama.
Sebagai gambaran apabila hasil penjualan produk
sampingan PT Anto pada contpoh nomor 2 di muka diperlkukan sebagai npenambah
penjualanj produk utama,maka jurnal penjualan produk adalah sebagi berikut :
Kas (piutang dagang ) Rp
600
penjualan Rp
600
Mencatat penjualan produk sampingan = 500 kg @ Rp 1,2
|
PT Anto
|
|
Laporan
Laba Rugi
|
|
Bulan Januari 1982
|
Penjualan
Produk utama = 1.000 x Rp
20,00 = Rp 20.000
Jumlah
penjualan
= Rp. 20.600
Harga pokok penjualan
Biaya produksi :
Bahan =
Rp 8.600
Tenaga Kerja = 6.000
Overhead pabrik = 4.000
Jumlah biaya produksi =
1.200 kg @ Rp 15,5
= Rp 18.600
Persediaan produk utama = 200 kg @ Rp 15,5 =
3.100
Jumlah harga pokok penjualan = 1.000 kg @
Rp 15,5 =Rp.15.500
Laba kotor atas penjualan
Rp 5.100
Biaya pemasaran
Rp 450.00
Biaya administrasi umum 550.00
Laba bersih usaha
Rp 4.100
c.)
Hasil penjulan produk sampingan diperlakukan sebagai pengukuran harga pokok penjualan.
Pada metode ini tidak ada selisih laba bersih yang
dihasilkan dari kedua cara diatas.
Berikut jurnal nya :
Kas ( piutang dagang) Rp
600
Harga pokok penjualan Rp
600
Mencatat hasil penjualan prodak sampingan
|
PT Anto
|
|
Laporan Laba Rugi
|
|
Bulan Januari 1982
|
Penjualan produk utama = 1.000 x Rp
20,00 =
Rp 20.000
Harga pokok penjualan
Biaya produksi :
Bahan =
Rp 8.600
Tenaga
Kerja = 6.000
Overhead
pabrik = 4.000
Jumlah biaya produksi =
1.200 kg @ Rp 15,5
= Rp 18.600
Harga pokok penjualan sebelum dikurangi
Hasil penjualan produk sampingan
: =
Rp. 15.500
Hasil
penjualan produk sampingan = 500 x Rp 1,2 =
600
Laba kotor atas penjualan
Rp 5.100
Biaya komersial :
Biaya pemasaran
Rp 450.00
Biaya administrasi umum 550.00
Laba bersih Rp
4.100
d.) Hasil penjualan produk sampingan mengurangi biayan produksi produk utama
Dalam
proses ini penjualan produk sampingan akan mendebit rekening kas atau piutang
dagang dan mengkredit rekening barang dalam proses.
Rumus : LA – LB + PA
( HA - HB)
LA = laba bersih pada ketiga metode yang
dibahas dimuka
LB = Laba
bersih pada metode hasil penjualan produk sampingan mengurangi biaya produksi
PA= Jumlah kuantitas apersediaan akhir produk
utama
HA= Harga pokok produk utama pada ketiga
metode yang dibahas dimuka
HB= harga pokok produk utama dengan metode
hasil penjualan produk sampingan mengurangi biaya produksi.
Contoh
Jurnal :
Kas
( Piutang Dagang) Rp
600
Barang Dalam Proses Rp
600
Mencatat
Penjualan Produk Sampingan
Persediaan
Produk Selesai Rp
18.000
Barang Dalam Proses Rp
18.000
Mencatat
Harga Pokok Produk Utama Yang Selesai 1.200 Kg @ Rp 15,00 = Rp 18.000
Harga
Pokok Penjualan Rp
15.000
Persediaan Produk Selesai Rp
15.000
Mencatat Harga Pokok Penjualan Produk Utama 1.000 Kg @
15,00 = Rp 15.000
Laporan laba
rugi apabila penjualan produk sampingan mengurangi biaya produksi.
|
PT Anto
|
|
Laporan Laba Rugi
|
|
Bulan Januari 1982
|
Penjualan produk utama = 1.000 x Rp
20,00 =
Rp 20.000
Harga pokok penjualan
Biaya produksi :
Bahan =
Rp 8.600
Tenaga
Kerja = 6.000
Overhead
pabrik = 4.000
Biaya produksi sebelum dikurangi penjualan produk
sampingan =
Rp 18.600
Penjualan produk sampingan = 500 x Rp 1,2 = 600
Harga pokok produk utama = 1.200 @Rp 15,00 = Rp 18.000
Persediaan akhir = 200 @ Rp 15,00 =
Rp 3.000
Laba kotor atas penjualan
Rp 5.000
Biaya komersial :
Biaya pemasaran
Rp 450.00
Biaya administrasi umum 550.00
Laba bersih Rp
4.000
Perbedaan
laba dengan metode lainnya yang telah dibahas dimuka yaitu sebesar Rp 100,00
Atau 4.100 – Rp 4.000
adalah: = ( 1.200 – 1.000) ( Rp 15,5 – Rp 15,00) = Rp 100,00.
2.Produk sampingan memerlukan proses
pengolahan lanjkutan setelah dipisahkan dari produk utama
“ adalah hasil penjualan produk
sampingan setelah dikurangi dengan biya produksi produk sampingan setelah
dipisah biaya pemasaran dan administrasi atas produk sampingan”
PBS = PS – (BPS +BPmS + BAS)
PBS
= penjualan bersih produk sampingan
PS
= penjualan produk sampingan
BPS =biaya produksi produk sampingan setelah
dipisah
BPmS
= biaya pemasaran produk sampingan
BAS = biaya administrasi produk sampingan
Contoh:
PT Anto menghasilkann prodak sampingan
sebanyak 500 kg,yang dapat di jual Rp 2,4/kg dan memerlukan proses tambahan
berupa;biaya bahan,Rp 150,biaya tenaga kerja Rp 125,dan overhead pabrik Rp
125,serta menikmati biaya pemasaran Rp 20 dari sejumlah biaya 450 dan menikmati
biaya administrasi Rp 30 dari jumlah total biaya Rp 550 tersebut.
Apabila
penjualan bersih diberlakukan sebagai penghasilan diluar usaha seprti metode
pertama maka jurnal nya adalah sebagai berikut :
Barang
dalam proses – produk sampingan Rp 400
Persediaan bahan Rp 150
Biayagaji dan upah 125
Berbagai rekening di kredit 125
Mencatat
biaya produksi untuk produk sampingan setelah dipisah dari produk utama.
Persediaan
produk sampingan Rp 400
Barang dalam proses – produk sampingan Rp 400
Mencatat harga pokok produk sampingan
sebesar 500 kg @ 0,8 = Rp400. Produk sampingan tidak memperoleh alokasi biaya sebelum
dipisah maka harga pokok sebesar biaya yang diserap setelah dipisah, ababila sebagian
produk sampingan belum dijual persediaan produk sampingan dihitung dari harga pokok
satuan ini.
Kas
(piutang dagang) Rp 1.200
Persediaan produk sampingan Rp 400
Biaya pemasaran 20
Biaya administrasi dan umum
30
Penghasilan diluar usaha – produk
sampingan 750
Mencatat penghasilan bersih produk
sampingan yang diberlakukan sebagai penghasilan diluar usaha.
PBS = PS – (BPS +BPmS
+ BAS)
= ( 500 x Rp 2,4) – [( 500 x Rp 0,8) + Rp 20 +
Rp 30]
= Rp 1.200 – [Rp 400 + Rp 20 + Rp 30]
= Rp 750
Laporan
laba rugi apabila perjualan bersih produk sampingan diperlakukan sebagai
pernghasilan di luar usaha yaitu sebagai berikut.
PT Anto
Laporan Laba Rugi
Bulan : Januari 1982
Penjualan produk
utama + 1.000 x Rp 20, Rp 20.000
Harga pokok penjualan
:
Biaya produksi produk
utama
Bahan Rp 8.600
Tenaga kerja 6.000
Overhead pabrik 4.000
Harga
pokok produk utama = 1.200 @ Rp 15,5 = Rp 18.600
Persediaan akhir
= 200 @ Rp 15,5 = 3.100
Harga pokok persediaan
produk utama = 1.000 @ Rp 15,5 = Rp 15.500
Laba kotor atas
penjualan = Rp
4.500
Biaya komersial
Biayapemasaran =
Rp450 – Rp 20,00 = Rp 430
Biayaadministrasi
dan umum = Rp 550 – Rp 30,00 = Rp
520
= Rp
950
Laba bersih
usaha Rp 3.550
Penghasilan diluar
usaha
Penjualan produk
sampingan = 500 x Rp 2,4 = Rp 1.200
Harga pokok produk
sampingan = 500 x Rp 0,8 = Rp 400
Rp 800
Biaya
komersial produk sampingan
Biaya pemasaran Rp 20,00
Biaya administrasi 30,00 Rp 50,00
Jumlah penghasilan
diluar usaha Rp
750
Laba
bersih Rp 4.300
3.Metode harga pokok pengganti (replacement
cost)
Metode ini digunakan oleh
perusahaan yang menghasil;kan prodak
sampingan dimana prodak itu tidak dijual melainkan digunakan sendiri,dalam
proses produksi.
Dalam proses ini persediaan bahan
didebit sebesar harga pokok pengganti,apabila produk tersebut dibeli diluar
atau dari pasar dan harga pokok produk utama dikredit sebesar jumlah tersebut.
Contoh 3 : perusahaan menggunakan produk
pengganti dan digunakan sebagai kebutuhan produksi
PT Gelas
Indonesia menghasilkan minuman ringan,dan menghasilkan prodak sampingan yaitu
beling botol yang digunakan kembali dalam pengolahan botol.dalam bulan januari
1982 perusahaan menghasilkan botol beras kencur sebangayk 8.000 buah dan produk
sampingan yang dihasilkan sebanyak 200 kg.biaya produksi dalam periode tertentu
terdiri atas biaya bahan Rp 150.000;biaya tenaga kerja rp 150.000 dan biaya
overhead pabrik Rp 100.000. harga pokok pengganti ababila beling dibeli dari luar
Rp 50,00/kg.
Diminta
:
Menghitung
harga pokok produk utama dan membuat jurnal untuk mencatat poduk sampingan
maupun produk utama apabila rekening barang dalam proses diselenggarakan untuk
setiap elemen biaya?
Penyelesaian
:
Jurnal
yang dibuat adalah sebagai berikut :
|
No
|
Nama Rekening dan
keterangan
|
Jumlah
|
|
|
D
|
K
|
||
|
1
|
Barang Dalam Proses- biaya bahan
|
Rp 150,000.00
|
|
|
|
Barang dalam proses- biaya tenagakerja
|
Rp 150,000.00
|
|
|
|
Barang dalam proses- BOP
|
Rp 100,000.00
|
|
|
|
Persediaan bahan
|
|
Rp 150,000.00
|
|
|
Biaya gaji dan upah
|
|
Rp 150,000.00
|
|
|
BOP
|
|
Rp 100,000.00
|
|
|
Mencatat biaya pembebanan biaya produksi untuk produk utama
|
|
|
|
2
|
Persediaan bahan
|
Rp 10,000.00
|
|
|
|
BDP-biaya bahan
|
|
Rp 3,750.00
|
|
|
BDP-biaya tenagakerja
|
|
Rp 3,750.00
|
|
|
BDP-BOP
|
|
Rp 2,500.00
|
|
|
Mencatat harga pokok pengganti produk sampingan sebanyak 200 kg
@
Rp 50,00 = Rp10.000.
|
|
|
|
3
|
Persediaan produk selesai
|
Rp 390,000.00
|
|
|
|
BDP-biaya bahan
|
|
Rp 146,250.00
|
|
|
BDP-biaya tenagakerja
|
|
Rp 146,250.00
|
|
|
BDP-BOP
|
|
Rp 97,500.00
|
|
|
Mencatat harga pokok produk utama yang selesai sebanyak 8.000 botol beras kencur,
harga pokok satuan = Rp390.000 :
8.000 botol = Rp 48,75/botol
|
|
|
Metode dengan harga pokok
Produk
sampingan memperoleh alokasi biaya
sebelum dipisah dengan produk utama,salah satu metode dengan harga pokok adalah
metode nilai pasar atau metode kebalikan(reversal) yang dibahas sebagai berikut
:
METODE NILAI
PASAR ATAU PERPUTARAN
Pada
metode inin produk sampingan memperoleh alokasi biaya produksi sebelumdipisah
dengan produk utama sebesar taksiran harga jual,semua produk sampingan
dikurangi dengan taksiran laba kotor produk sampingan,taksiran biaya produksi
produk sampingan setelah dipisah dengan produk utama,dan taksiran biaya
komersial dari produk sampingan.
ABS = TPS – (TLKS +
TBPmS + TBAS + TBPS)
ABS =Alokasi Biaya Bersama kepada produk
sampingan
TPS =
Taksiran nilai penjualan produk sampingan
TLKS = Taksiran laba kotor produk sampingan
TBPmS
= Taksiran biaya pemasaran produk sampingan
TBAS = Taksiran biaya administrasi produk
sampingan
TBPS
= Taksiran biaya produksi produk sampingan setelah
dipisah
Sedangkan
harga pokok produk sampingan adalah :
( HPS = ABS
+ BPSS )
HPS
= Harga pokok Produk sampingan
ABS
= alokasi Biaya Bersama Kepada Produk Sampingan
BPSS
=Biaya produksi sesungguh nya produk sampingan setelah dipisah
Alokasi
biaya Bersama kepada produk utama
( ABU = B – ABS )
ABU
=Alokasi biaya Bersama kepada produk
utama
B
=Biaya bersama
ABS =Alokasi biaya Bersama kepada prodak sampingan
Sedangkan
harga pokok produk utama :
( HPU = ABU
+ BPSU)
HPU
= Harga pokok Produk utama
ABU
=Alokasi biaya Bersama kepada produk
utama
BPSU =Biaya produksi sesungguh nya produk
utama setelah dipisah
Contoh 3 : Metode dengan harga pokok
produk sampingan dan produk utama
memerlukan biaya pengolahan seelah dapat dipisah
PT
Utami mengolah produk melalui departemen A dan menghasilkan produk X dan produk
sampingan Y Produk Utama diproses lebih lanjut pada departemen B sehingga siap
dijual,dan produk sampingan d proses dengan lanjut pada departemen C Menjadi
produk yang siap di jual. Besar nya taksiran harga jual produk smpingan Rp
25,00/kg, Laba kotor yang ditaksir 20% dari harga jual,taksiran biaya pemasaran
6% dari harga jual,Taksiran biaya administrasi 4% dari harga jual dan taksiran
biaya produksi produk sampingan setelah
dipisah terdiri atas:
Biaya bahan Rp 1.000,Biaya tenaga kerja
Rp7.50,Dan taksiran BOP Rp 750,namun yang sesungguh nya terjadi adalah:
Elemen
Biaya Departemen
A Departemen B Departemen
C
Bahan ` Rp 200.000 Rp 40.000 Rp 1.150
Tenaga
Kerja Rp 100.000 Rp 40.000 Rp 800
Overhead
Pabrik Rp 100.000 Rp 35.000 Rp 750
Jumlah
: Rp 400.000 Rp 155.000 Rp
2.700
Produk
yang dihasilkan terdiri atas 10.000 buah produk utama X dan 1.000 buah produk
sampingan Y.
Diminta
: 1) Menghitung harga pokok setiap jenis produk ?
2) Membuat jurnal ?
Penyelesaian
:
1)
Menghitung setiap harga pokok satuan secara sistematis
ABS
= TPS – (TLKS + TBPmS + TBAS + TBPS)
= (1.000 x Rp 250) – [ ( 20% x 1.000
x Rp 25) + 6% x 1.000 x Rp 250) +
(4% x 1.000 x Rp 250) + ( Rp
1.000 + Rp 750 + Rp 750)] = Rp 15.000
HPs
= Rp15.000 + ( Rp 1.150 + Rp 800 + Rp 750 ) = Rp 17.700
Harga
pokok satuan produk sampingan = Rp 17.700 : 1.000 kg = Rp 17,70/kg
ABu
= (Rp 200.000 + Rp 100.000 + Rp 100.000) – Rp 15.000 = Rp 385.000
HPU
= Rp 385.000 + ( Rp 40.000 + Rp 40.000 + Rp 35.000) = Rp 500.000
Harga pokok satuan produk utama = Rp.500.000 : 10.000
buah = Rp. 50,00 per buah
2)
Jurnal transaksi
PT Utami
Jurnal Transaksi
Bulan Januari 1982
|
No
|
Nama Rekening dan Keterangan
|
Jumlah
|
|
|
D
|
K
|
||
|
1
|
Barangdalam
proses-departemen A
|
Rp 400,000.00
|
|
|
|
Persediaan bahan
|
|
Rp 200,000.00
|
|
|
Biaya gaji dan upah
|
|
Rp 100,000.00
|
|
|
BOP
|
|
Rp 100,000.00
|
|
|
Mencatat biaya bersama untuk departemen A
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Barangdalam
proses-Departemen B
|
Rp 385,000.00
|
|
|
|
Barangdalam
proses-Departemen C
|
Rp 15,000.00
|
|
|
|
Barangdalam proses- Departemen A
|
|
Rp 400,000.00
|
|
|
Mencatat alokasi biaya bersama kepada produk utama dan produk sampingan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Barangdalam
proses-Departemen B
|
Rp 115,000.00
|
|
|
|
Barangdalam
proses-Departemen C
|
Rp 2,700.00
|
|
|
|
Persediaan bahan
|
|
Rp 41,150.00
|
|
|
Biaya gaji dan upah
|
|
Rp 40,800.00
|
|
|
Biaya Overhead pabrik
|
|
Rp 35,750.00
|
|
|
Mencatat tambahan biaya pada Departemen
B dan departemen C
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Persediaan produk utama
|
Rp 500,000.00
|
|
|
|
Barangdalam Proses-Departemen B
|
|
Rp 500,000.00
|
|
|
Mencatat harga pokok produk utama yang selesai sebanyak 100 buah @ Rp
50,00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Persediaan produk sampingan
|
Rp 17,700.00
|
|
|
|
Barang dalam proses
Departemen C
|
|
Rp 17,700.00
|
|
|
Mencatat harga pokok produk sampingan yang selesai sebanyak 1.000 kg @ Rp
17,7
|
|
|
|
|
|
|
|
Perhubungan harga pokok produksi :
PT Utami
Perhubungan Harga Pokok Produksi
Bulan :Januari
1982
|
keterangan
|
ProdukSampingan
|
Produk Utama
|
||
|
Biaya Bersama pada
Departemen A
|
|
|
|
|
|
Bahan
|
|
|
|
Rp 20,000.00
|
|
TenagaKerja
|
|
|
|
Rp 100,000.00
|
|
Overhead Pabrik
|
|
|
|
Rp 100,000.00
|
|
Jumlah biaya bersama
alokasi biaya bersama ke produk sampingan
taksiran :
|
|
|
|
Rp 400,000.00
|
|
|
|
|
|
|
|
Nilai pasar = 1.000 kg x Rp 25,00
|
|
Rp 25,000.00
|
|
|
|
Laba kotor = 20% x Rp 25,00
|
Rp 5,000.00
|
|
|
|
|
Biaya pemasaran = 6% x Rp 25.000
|
Rp 1,500.00
|
|
|
|
|
Biaya administrasi = 4% x Rp 25.000
|
Rp 1,000.00
|
|
|
|
|
|
|
Rp 7,500.00
|
|
|
|
Taksiran biaya produksi
|
|
Rp 17,500.00
|
|
|
|
Taksiranbiayasetelahdipisah
:
|
|
|
|
|
|
Bahan
|
Rp 1,000.00
|
|
|
|
|
Tenaga kerja
|
Rp 750.00
|
|
|
|
|
Overhead pabrik
|
Rp 750.00
|
|
|
|
|
|
|
Rp 2,500.00
|
|
|
|
Alokasi biaya ke produk sampingan
|
|
Rp 15,000.00
|
|
Rp 15,000.00
|
|
Alokasi biaya bersama ke produk utama
|
|
|
|
Rp 385,000.00
|
|
Biaya produksi sesungguhnya telah dipisah :
|
|
|
|
|
|
Bahan
|
Rp 1,150.00
|
|
Rp 40,000.00
|
|
|
Tenaga Kerja
|
Rp 800.00
|
|
Rp 40,000.00
|
|
|
Overhead Pabrik
|
Rp 750.00
|
|
Rp 35,000.00
|
|
|
Jumlah biaya produksi setelah di pisah
|
|
Rp 2,700.00
|
|
Rp 1,150,000.00
|
|
Jumlah harga pokok produksi
|
|
Rp 17,700.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah produk yang dihasilkan
|
|
1000 Kg
|
|
10.000/Buah
|
|
|
|
|
|
|
|
Harga pokok satuan
|
|
RP 17,7 /kg
|
|
Rp 50,00/Buah
|
|
|
|
|
|
|
D.
Produk
sampingan dan Keputusan manajemen
Bagi manajemen seringkali menghadapi pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan produk sampingan sebagai berikut :
a. Metode akuntansi apa yang digunakan untuk produk
sampingan
b. Bagaimana penyelenggaraan pencatatan persediaan produk
sampingan
c. Apakah produk sampingan dapat laku dijual setelah dipisah
dan dapat pula diolah lebih lanjut,akan terjadi masalah :
ü Apakah tersedia fasilitas untuk memproses nya?
ü Bila tidak tersedia berapa investasi yang dilakukan untuk
pengolahan lebih lanjut
ü Apakah menguntungkan atau merugikan?
ü Apakah fasilitas yang dipakai dapat digunakan untuk
kepentingan lain nya?
semoga dapat bermanfaat,terima kasih.
metode harga pokok pengganti. dijurnal transaksi, angka-angka di nomor dua dan tiga dapatnya dari mana?
ReplyDeleteSlot Machine Machines | DrmCD
ReplyDeleteSlot machine 삼척 출장마사지 machines are very popular for gaming. Their popularity has been demonstrated by 서울특별 출장샵 a few studies in 김해 출장안마 the past couple of years. The 하남 출장안마 popularity of slot 청주 출장샵 machines in casinos